Telepati, ilmu komunikasi jarak jauh selama ini dikaitkan dengan dunia spiritual. Bisakah dunia ilmiah menjawabnya? Apa sebenarnya telepati?
Secara
etimologi, kata telepati berasal dari kata "TELE" yang berarti "Jauh"
dan kata "PATHOS" yang berarti "Perasaan". Karena itu dapat diambil
kesimpulan bahwa telepati merupakan suatu kemampuan untuk merasakan
segala sesuatu dari jauh.
Disadari
atau tidak, kita sebenarnya sering mengalami gejala-gejala dari
telepati tersebut. Gejala tersebut misalnya ketika hendak mengatakan
sesuatu kepada teman, namun secara bersamaan teman kita pun mengatakan
perkataan yang sama dengan yang hendak kita ucapkan.
Contoh
diatas, memang terkesan sebagai suatu peristiwa yang bisa terjadi
karena aspek kebetulan belaka. Penilaian ini tidak sepenuhnya salah.
Namun dibalik apa yang dianggap sebagai suatu kebetulan itu,
sesungguhnya kekuatan telepati sudah bekerja mempengaruhi simpul-simpul
saraf reflek kita.
Pada
abad 18, ada seorang sarjana swedia yang bernama Emanuel Swedenborg
yang tertarik dengan Occultisme. Pernah suatu ketika dia bersama
sejumlah cendekiawan sedang rapat. Namun secara tiba-tiba dia
meninggalkan rapat dan segera berlari keluar sambil mengatakan ada
kebakaran di Stockholm.
Melihat
gelagat aneh yang ditunjukkan oleh Emanuel ini, terang saja orang yang
hadir menganggap dia tidak waras lagi. Namun berselang satu jam
kemudian, terdengar kabar di Stockholm terjadi kebakaran yang hebat dan
menghanguskan banyak rumah dikota itu termasuk tempat rapat Emanuel.
Mungkin,
kita menganggap peristiwa ataupun hal seperti itu biasa-biasa saja. Ya
bisa jadi kita menganggapnya, sekali lagi hanya kebetulan belaka. Namun
gejala-gejala semacam inilah yang dikembangkan sehingga menjadi sebuah
ilmu yang kita kenal sebagai ilmu telepati.
Telepati dalam Pandangan Ilmiah
Telepati bisa dibuktikan secara ilmiah, setidaknya dari hasil percobaan beberapa ilmuwan baru-baru ini.
Ilmuwan
dari Duke University, North Carolina, Amerika melakukan penelitian
dengan menggunakan tikus. Mereka membuat bentuk kasar telapati pada
hewan yang memungkinkan sepasang tikus menerima instruksi dengan
menggunakan pikiran mereka.
Dengan
menggunakan microchip yang ditanam pada otak mereka untuk berkomunikasi
satu sama salin, sepasang tikus tersebut mampu berkolaborasi dan
menyelesaikan puzzle sederhana, meskipun dalam satu eksperiman mereka
terpisah ribuan mil.
Peneliti mengklaim
bahwa ini adalah penelitian pertama penghubung dari otak ke otak (
brain-to-brain interface). Keberhasilan ini meningkatkan harapan bahwa
suatu hari hewan dan manusia bisa membaca pikiran satu sama lain.
"Sejauh
yang dapat kami katakan, temuan ini mendemonstrasikan untuk pertama
kalinya bahwa saluran langsung dari perubahan informasi perilaku dapat
dibangun antara dua otak hewan tanpa menggunakan bentuk komunikasi yang
biasa," kata seorang peneliti sebagaimana dilansir dari Daily Mail.
Kepala
penelitian, Miguel Nicolelis, mengatakan penelitian ini adalah langkah
maju pertama yang menghubungkan beragam pikiran menjadi 'jejaring otak'
yang memungkinkan pembagian informasi diantara kelompok hewan. "Kita
bahkan tidak dapat memprediksi sifat macam apa yang muncul ketika hewan
mulai berinteraksi sebagai bagian dari jejaring otak," kata Miguel.
"Secara
teori, Anda dapat membayangkan bahwa kombinasi dari sejumlah otak akan
menyediakan solusi dimana otak individual tidak bisa mencapainya
sendiri," ujar dia.
Dalam
penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports itu,
ilmuwan menanam elektroda mikroskopik pada otak tikus yang memungkinkan
satu tikus mengerjakan intsruksi dari tikus lainnya, meskipun kedua
tikus itu jauh terpisah.
Tikus
pertama yang disebut sebagai 'encoder', berpikir untuk menemukan air di
kandangannya dengan merespons cahaya dan menekan tuas tertentu. Otak
ini dihubungkan ke tikus kedua, yang disebut sebagai 'decoder', yang
tidak diberi sinyal cahaya. Nah, meski tidak diberi sinyal cahaya, tikus
kedua ini mengandalkan instruksi otak dan dia menekan tuas yang tepat.
Demonstrasi ini menunjukan bahwa tikus kedua ini dipandu oleh pikiran
tikus lainnya.
Tes
yang kedua melibatkan tikus yang terpisah antara Durham, Amerika, dan
Natal, Brazil. Dengan merekam sinyal otak dari tikus pertama dan
mentransmisikan sinyal itu melalui internet pada tikus yang lain,
ilmuwan mampu mengubah perilaku tikus kedua.
Bagaimana Cara Melatih Telepati?
Ada banyak teori cara belajar telepati. Banyak yang menghubungkannya dengan dunia spiritual, sehingga ada beberapa pantangan sesuai kepercayaan yang dianut.
Kita tidak akan membahas cara telepati dari sisi tersebut, namun berupaya mengambil jalan tengah yang bisa diterima logika. Hal yang paling dibutuhkan dalam belajar telepati adalah melatih sugesti.
Saat melakukan sugesti kita harus mampu menyatukan dan menyelaraskan perkataan dengan kehendak batin kita. Disini dapat kita pergunakan saran yang singkat, padat dan berisi. Saran yang telah diprogram harus disimpan dan direkam di alam bawah sadar kita, jangan coba-coba untuk mengubahnya sebab konsentrasi jelas akan terganggu. Ini juga dimaksudkan agar alam bawah sadar kita terbiasa menerima saran ataupun sugesti positif. Karena pada dasarnya kekuatan batin bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh alam bawah sadar kita lebih dulu. Jadi sebelum mensugesti orang lain kita harus mensugesti batin dan alam bawah sadar kita lebih dulu.
Sugesti itu bisa keyakinan bahwa apapun sugesti yang Anda kirimkan pada orang lain akan mampu mempengaruhi alam bawah sadar orang tersebut.
Cara melatih konsentrasi
Konsentrasi sangat diperlukan saat melakukan telepati, karena konsentrasilah yang sangat berperan untuk mencapai obyek yang hendak dituju. Namun untuk mencapai konsentrasi sempurnah seseorang harus rajin berlatih. Diantara latihan tersebut Anda dapat melakukan dengan cara membaca buku sambil mendengarkan radio.
Usahakan Anda berkonsentrasi pada bacaan buku tersebut sehingga tidak mendengar lagi suara radio tersebut. sangat bagus bila Anda bisa membaca abjad bolak-balik tanpa salah melafalkannya. ini berarti hampir sempurna. Kalau sudah melaluinya berarti Anda akan mudah dalam melakukan konsentrasi dan telepati.
Ada banyak teori cara belajar telepati. Banyak yang menghubungkannya dengan dunia spiritual, sehingga ada beberapa pantangan sesuai kepercayaan yang dianut.
Kita tidak akan membahas cara telepati dari sisi tersebut, namun berupaya mengambil jalan tengah yang bisa diterima logika. Hal yang paling dibutuhkan dalam belajar telepati adalah melatih sugesti.
Saat melakukan sugesti kita harus mampu menyatukan dan menyelaraskan perkataan dengan kehendak batin kita. Disini dapat kita pergunakan saran yang singkat, padat dan berisi. Saran yang telah diprogram harus disimpan dan direkam di alam bawah sadar kita, jangan coba-coba untuk mengubahnya sebab konsentrasi jelas akan terganggu. Ini juga dimaksudkan agar alam bawah sadar kita terbiasa menerima saran ataupun sugesti positif. Karena pada dasarnya kekuatan batin bekerja sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh alam bawah sadar kita lebih dulu. Jadi sebelum mensugesti orang lain kita harus mensugesti batin dan alam bawah sadar kita lebih dulu.
Sugesti itu bisa keyakinan bahwa apapun sugesti yang Anda kirimkan pada orang lain akan mampu mempengaruhi alam bawah sadar orang tersebut.
Cara melatih konsentrasi
Konsentrasi sangat diperlukan saat melakukan telepati, karena konsentrasilah yang sangat berperan untuk mencapai obyek yang hendak dituju. Namun untuk mencapai konsentrasi sempurnah seseorang harus rajin berlatih. Diantara latihan tersebut Anda dapat melakukan dengan cara membaca buku sambil mendengarkan radio.
Usahakan Anda berkonsentrasi pada bacaan buku tersebut sehingga tidak mendengar lagi suara radio tersebut. sangat bagus bila Anda bisa membaca abjad bolak-balik tanpa salah melafalkannya. ini berarti hampir sempurna. Kalau sudah melaluinya berarti Anda akan mudah dalam melakukan konsentrasi dan telepati.
Seorang ahli telepati memang sangat dituntut harus mampu berkonsentrasi dan menciptakan visualisasi batin kepada obyek tujuannya. Visualisasi ini bisa berbentuk cahaya penghubung antara telepatis dengan obyek. Disini perlu dijelaskan bahwa pada saat berkonsentrasi Anda harus mampu menghadirkan gambar orang yang akan menjadi obyek Anda, dengan catatan gambar tersebut harus jelas dan tidak hilang timbul.
Setelah semuanya ini Anda kuasai barulah diisi dengan sugesti yang menjadi tujuan Anda. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda pernah melihat atau mengalami seorang paranormal bisa membaca pikiran orang yang menjadi lawan bicaranya. Bagi orang awam mungkin ini sangat menakjubkan sekali, namun tidak demikian dengan orang yang menguasai ilmu telepati. Hal ini sangat wajar bagi siapapun yang menguasai telepati, atau paling tidak sudah mampu mensugesti alam bawah sadarnya.
0 komentar:
Post a Comment