Bahagia itu sederhana, begitu kata pepatah. Memang benar, mencapai
kebahagiaan tidak membutuhkan uang berjuta-juta atau harus berlibur ke
suatu tempat yang jauh di mata. Pandai bersyukur dan menikmati hidup
sudah membuat seseorang damai dalam hidupnya dan selalu berbahagia.
Namun bila bahagia itu sederhana, kenapa ada penelitian yang mengatakan
bahwa seseorang 'hanya' merasakan bahagia 2 kali saja sepanjang
hidupnya?
Menurut penelitian terbaru, kebahagiaan
maksimal ternyata dirasakan seseorang ketika usianya menginjak 23 tahun,
kemudian menurun di usia setengah abad, lalu meningkat lagi saat mereka
mencapai usia 69 tahun. Faktor usia mempengaruhi seseorang untuk
mendapatkan kebahagiaan. Diusia remaja, kebahagiaan lebih mudah
didapatkan karena sifatnya adalah kesenangan. Kemudian setelah memasuki
masa pernikahan dan berumah tangga, justru kebahagiaan lebih sulit
didapat.
Semakin banyak beban pekerjaan menumpuk,
urusan rumah tangga yang tiada habisnya dan berbagai permasalahan
membuat orang-orang berusia di atas 25 tahun hingga 60 tahun lebih
sering merasakan stres dibanding bahagia. Kemudian rasa bahagia akan
'datang' lagi setelah memasuki masa pensiun dan tidak ada tanggungan
menyekolahkan anak atau cicilan ini itu.
Selain faktor
di atas, rupanya menurut peneliti, orang-orang yang masih muda cenderung
berharap terlalu tinggi tentang masa depannya. Sehingga ketika semua
tidak berjalan sesuai rencana, kebahagiaan mereka semakin menurun,
dikutip dari merdeka.com. Sering kali ekspektasi tinggi 'membunuh'
kebahagiaan secara perlahan-lahan. "Merasa frustasi dengan kegagalan
meraih target membuat seseorang menjauh dari kebahagiaan yang ada di
dekatnya" ucap peneliti Dr Hannes Schwandt dari Princeton University.
Sebanyak 23.161 orang berusia 17-85 tahun dilibatkan dalam penelitian
ini.
Dengan adanya riset tersebut, peneliti berharap
bahwa orang-orang yang masih muda perlu merencanakan masa depannya lebih
baik lagi. Memiliki cita-cita boleh saja namun jangan sampai cita-cita,
urusan keluarga dan pekerjaan menggerogoti kebahagiaan dan akhirnya
malah merasa bahwa hidup ini hanya penuh dengan beban.
0 komentar:
Post a Comment