Setiap budaya dan agama punya cara menguburkan manusia dengan ritual
berbeda. Walau begitu, tujuannya sama, agar arwah yang meninggal bisa
tenang dan semakin dekat dengan Tuhan. Salah satu contoh budaya tersebut
adalah meletakkan peti mati di tebing.
Digantung tinggi agar makin dekat dengan Tuhan
Usia
makam ini sudah lebih dari 3.000 tahun. Terletak di sebuah tebing
Gongxian, Provinsi Sichuan, China. Dilansir oleh Dailymail.co.uk,
banyaknya peti mati yang digantung di tebing ini membingungkan
masyarakat China selama berabad-abad. Makam ini sudah lama ditinggalkan
orang-orang Bo yang punah 400 tahun lalu.
Peti
mati yang tersisa menunjukkan bagaimana ritual masyarakat China Selatan
di masa lalu. "Beberapa makam berusia 3.000 tahun dan yang terbaru
sekitar 1.500 tahun. Tak ada yang tahu mengapa mereka memakamkan
seseorang dengan cara seperti ini," ujar ahli lokal. "Penjelasan paling
wajar adalah agar mereka yang meninggal mudah dijangkau oleh para Dewa,"
Ada
juga teori yang mengatakan bahwa peti mati ini sengaja digantung tinggi
agar tidak dimakan hewan dan dapat diberkati lebih lama.
Makam bersejarah terus direnovasi
Sebagai
situs sejarah, makam tua ini mendapat perhatian. Selama dua bulan
terakhir, makam gantung di tebing Gongxian mendapat perawatan. Lebih
dari 40 peti mati yang sudah sangat lapuk diperbaiki.
"Pekerjaan
ini sangat sulit untuk mengembalikan peti mati dalam keadaan yang baik.
Selama sepuluh tahun terakhir, setidaknya ada 20 peti mati jatuh dan
sebisa mungkin kami cegah," ujar sang ahli lokal.
Usaha ini bukan
tanpa maksud, mempelajari sejarah masa lalu adalah bagian penghormatan
pada perkembangan budaya manusia. Jika Anda berkunjung ke China, jangan
lupa mampir ke situs bersejarah ini.
0 komentar:
Post a Comment