Penyakit tekanan darah tinggi seringkali disebut sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam. Ini karena penyakit yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi tersebut terjadi tanpa gejala.
Menteri Kesehatan,
Nafsiah Mboi, menjelaskan bahwa penyakit ini berisiko di segala usia. Di
Indonesia, tiga penduduk dewasa usia di atas 18 tahun atau sebanyak 51
juta jiwa menderita hipertensi. Prevalensi antara pria dan wanita pun
tak ada bedanya, yakni sebesar 31,7 persen.
Jika tak terkontrol,
hipertensi bisa meningkatkan risiko seseorang meninggal dunia karena
stroke. Untuk menghindari terjadinya hipertensi, Menkes memberikan enam
cara yang disingkat dengan nama CERDIK.
1. Cek kesehatan
1. Cek kesehatan
Terkait hipertensi,
Menkes menganjurkan masyarakat untuk melakukan pengecekan secara
berkala. Salah satunya dengan mengukur tekanan darah secara rutin.
Dengan pengecekan ini, Anda dapat mengetahui gaya hidup seperti apa yang
dapat mempertahankan tekanan darah, agar tidak tinggi.
2. Enyahkan rokok
2. Enyahkan rokok
Dampak rokok terhadap
kesehatan sudah menjadi rahasia umum. Selain merugikan diri sendiri,
orang lain di sekitar perokok juga terpapar asap. Oleh karena itu, Anda
dianjurkan berhenti merokok. Ini karena rokok bisa meningkatkan tekanan
darah serta penyakit kardiovaskular.
3. Rajin aktivitas fisik
Bagi penderita hipertensi, tak perlu susah payah berolahraga berat. Anda cukup berolahraga ringan, seperti jalan sehat dan senam jantung sehat. Lakukan ini minimal lima kali selama 30 menit dan rutin selama satu pekan.
4. Diet sehat
Bagi penderita hipertensi, tak perlu susah payah berolahraga berat. Anda cukup berolahraga ringan, seperti jalan sehat dan senam jantung sehat. Lakukan ini minimal lima kali selama 30 menit dan rutin selama satu pekan.
4. Diet sehat
Hipertensi merupakan
penyakit yang dapat dikontrol kalau Anda mau menjaga asupan sehat untuk
tubuh. salah satunya dengan mengurangi asupan garam, lemak dan gula.
"Makan buah dan sayur minimal lima porsi sehari," kata Nafsiah Mboi.
5. Istirahat cukup
Menjaga agar tekanan
darah tinggi, tak cukup dengan olahraga atau aktivitas fisik saja.
Diperlukan pula pola istirahat yang cukup.
6. Kelola stres
6. Kelola stres
Hipertensi dan stres
saling terkait karena adanya saraf simpoatis. Ini merupakan bagian
sistem yang dapat mempercepat detak jantung, dan menyebabkan kontraksi
pembuluh darah. Sistem saraf tersebut akan diaktifkan ketika Anda dalam
kondisi stres.
0 komentar:
Post a Comment