Jika saat ini Rusia digemparkan batu meteor yang turun dari langit, para
empu keris sejak abad 12-13 diyakini telah mengenal tentang meteor.
Tidak hanya itu mereka juga diyakini telah menggunakan meteor sebagai
bahan pembuat keris, tombak, dan pedang.
Dipilihnya meteor oleh para empu keris, disebabkan di dalam meteor mengandung unsur titanium. Belakangan titanium digunakan sebagai bahan pelapis peluru kendali antar benua, roket angkasa luar dan berbagai perlengkapan kendaraan luar angkasa.
"Titanium adalah jenis unsur logam yang amat keras, tahan karat, tahan panas dan warnanya putih mengkilat keperakan. Diperkirakan sejak abad ke 12-13 empu-empu di Pulau Jawa telah menggunakan titanium sebagai bahan pembuatan pusaka. Mereka mendapatkan unsur titanium itu dari batu bintang atau batu meteor yang jatuh ke bumi," kata Kanjeng Benny Hatmantoro, senior perkerisan dari Forum Bawa Rasa Tosan Aji Soedjatmoko Surakarta pada merdeka.com, Senin (18/2).
Masih menurut Benny, sebagai logam, titanium memang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan besi atau logam lainnya. "Berat jenisnya 4,5, karena titik didihnya yang amat tinggi, pada batu meteor yang jatuh ke bumi kandungan titanium masih cukup banyak dan tahan terhadap oksidasi alam. Menariknya para empu saat itu tidak berpikir jauh soal titanium, namun mereka hanya paham keunggulan bahan tersebut," tambah Benny yang juga menjadi kurator keris dan banyak menjadi pembicara di berbagai sarasehan keris.
Dari catatan Benny keberadaan unsur titanium dalam pamor keris dan tombak serta tosan aji lainya yang dibuat di pulau Jawa baru diketahui pada tahun 1983, setelah tiga orang sarjana fisika nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Yogyakarta yakni Haryono Arumbinang MSc, Dr Sudyartomo Suntono dan Dr Budi Santoso mengadakan penelitian dengan metode dan peralatan mutakhir.
"Dari penelitian tersebut bahan meteor dalam hal ini titanium yang paling banyak adalah keris-keris di era Mataram Sultan Agung sekitar abad ke-16. Tapi jangan salah di era Majapahit empu-empu di masa itu telah menggunakan bahan meteor sebagai bahan keris. Sebab keris-keris Majapahit dikenal sebagai keris yang sangat ringan dan pamornya akhodiyat/deling (indah dan terkesan timbul)," tambahnya.
Meteor jatuh di tanah Jawa bukan sesuatu yang langka. Salah satu meteor yang paling terkenal pernah jatuh ke Jawa yaitu meteorit Jatipengilon yang jatuh di Alastoewa, Madiun pada 19 Maret 1884.
Dipilihnya meteor oleh para empu keris, disebabkan di dalam meteor mengandung unsur titanium. Belakangan titanium digunakan sebagai bahan pelapis peluru kendali antar benua, roket angkasa luar dan berbagai perlengkapan kendaraan luar angkasa.
"Titanium adalah jenis unsur logam yang amat keras, tahan karat, tahan panas dan warnanya putih mengkilat keperakan. Diperkirakan sejak abad ke 12-13 empu-empu di Pulau Jawa telah menggunakan titanium sebagai bahan pembuatan pusaka. Mereka mendapatkan unsur titanium itu dari batu bintang atau batu meteor yang jatuh ke bumi," kata Kanjeng Benny Hatmantoro, senior perkerisan dari Forum Bawa Rasa Tosan Aji Soedjatmoko Surakarta pada merdeka.com, Senin (18/2).
Masih menurut Benny, sebagai logam, titanium memang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan besi atau logam lainnya. "Berat jenisnya 4,5, karena titik didihnya yang amat tinggi, pada batu meteor yang jatuh ke bumi kandungan titanium masih cukup banyak dan tahan terhadap oksidasi alam. Menariknya para empu saat itu tidak berpikir jauh soal titanium, namun mereka hanya paham keunggulan bahan tersebut," tambah Benny yang juga menjadi kurator keris dan banyak menjadi pembicara di berbagai sarasehan keris.
Dari catatan Benny keberadaan unsur titanium dalam pamor keris dan tombak serta tosan aji lainya yang dibuat di pulau Jawa baru diketahui pada tahun 1983, setelah tiga orang sarjana fisika nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Yogyakarta yakni Haryono Arumbinang MSc, Dr Sudyartomo Suntono dan Dr Budi Santoso mengadakan penelitian dengan metode dan peralatan mutakhir.
"Dari penelitian tersebut bahan meteor dalam hal ini titanium yang paling banyak adalah keris-keris di era Mataram Sultan Agung sekitar abad ke-16. Tapi jangan salah di era Majapahit empu-empu di masa itu telah menggunakan bahan meteor sebagai bahan keris. Sebab keris-keris Majapahit dikenal sebagai keris yang sangat ringan dan pamornya akhodiyat/deling (indah dan terkesan timbul)," tambahnya.
Meteor jatuh di tanah Jawa bukan sesuatu yang langka. Salah satu meteor yang paling terkenal pernah jatuh ke Jawa yaitu meteorit Jatipengilon yang jatuh di Alastoewa, Madiun pada 19 Maret 1884.
0 komentar:
Post a Comment