Berat badan yang berlebihan ditambah kurang olahraga membuat
seseorang lebih berisiko terkena kanker usus, ungkap sebuah penelitian.
Semakin berat, dan semakin jarang olahraga, maka semakin tinggi pula
risiko kanker usus.
Hal ini ditemukan peneliti di dana-Farber Cancer Institute di Boston
setelah menganalisis berat badan dan aktivitas fisik sekitar 109.046
wanita setiap dua tahun sekali. Pengamatan yang sama juga dilakukan pada
47.684 pria.
Setelah pengamatan terakhir pada bulan Juni 2004, peneliti menemukan
adanya 2.263 kasus kanker usus pada 842 pria dan 1.421 wanita. Mereka
menemukan bahwa 861 kanker usus dipengaruhi oleh biomarker molekul yang
bernama CTNNB1. Molekul ini berkaitan dengan kanker dan obesitas.
Melalui analisis tersebut, peneliti juga menemukan kaitan antara
indeks massa tubuh (BMI) serta aktivitas fisik terhadap risiko kanker
usus. Semakin tinggi BM yang dimiliki seseorang, semakin tinggi pula
tingkat CTNNB1 negatif yang dimiliki orang tersebut. CTNNB1 negatif
berkaitan dengan peningkatan risiko kanker usus sebanyak 34 persen,
ungkap ketua peneliti Shuji Ogino, seperti dilansir oleh My Health News Daily (26/02).
Sebaliknya, lebih banyak aktivitas fisik yang dilakukan seseorang,
semakin rendah pula risiko terkena kanker usus. Beberapa aktivitas fisik
yang bisa dilakukan antara lain berjalan, jogging, berlari, bersepeda,
berenang, melakukan olahraga tenis, yoga, dan lainnya.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa melakukan olahraga dan
menjaga berat badan bisa menurunkan risiko kanker usus. Namun belum ada
penelitian yang bisa menemukan penyebabnya. Penelitian ini telah
menemukan biomarker molekul yang menyebabkannya, yaitu CTNNB1. Meski
begitu, pengaruh CTNNB1 negatif terhadap risiko kanker usus masih belum
jelas.
0 komentar:
Post a Comment