Penggunaan alat-alat kebersihan mulut telah dimulai semenjak berabad-abad lalu. Manusia terdahulu menggunakan alat-alat kebersihan yang bermacam-macam seiring dengan perkembangan sosial, teknologi dan budaya. Beraneka ragam peralatan sederhana dipergunakan untuk membersihkan mulut mereka dari sisa-sisa makanan, mulai dari tusuk gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu burung, tulang hewan hingga duri landak.
Di antara peralatan tradisional yang mereka gunakan dalam
membersihkan mulut dan gigi adalah kayu siwak atau chewing stick. Kayu
ini walaupun tradisional, merupakan langkah pertama transisi/peralihan
kepada sikat gigi modern dan merupakan alat pembersih mulut terbaik
hingga saat ini.
Miswak (Chewing Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia
semenjak 7000 tahun yang lalu, yang mana kemudian digunakan pula di
zaman kerajaan Yunani dan Romawi, oleh orang-orang Yahudi, Mesir dan
masyarakat kerajaan Islam.
Siwak memiliki nama-nama lain di setiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah disebut dengan miswak, siwak atau arak, di Tanzania disebut miswak, dan di Pakistan dan India disebut dengan datan atau miswak. Penggunaan chewing stick (kayu kunyah) berasal dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap negeri.
Siwak memiliki nama-nama lain di setiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah disebut dengan miswak, siwak atau arak, di Tanzania disebut miswak, dan di Pakistan dan India disebut dengan datan atau miswak. Penggunaan chewing stick (kayu kunyah) berasal dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap negeri.
Di Timur Tengah, sumber utama yang sering digunakan adalah pohon
Arak (Salvadora persica), di Afrika Barat yang digunakan adalah pohon
limun (Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis).
Akar tanaman Senna (Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika (Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica) digunakan secara meluas di benua India.
Akar tanaman Senna (Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika (Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica) digunakan secara meluas di benua India.
Meskipun siwak sebelumnya telah digunakan dalam berbagai macam
kultur dan budaya di seluruh dunia, namun pengaruh penyebaran agama
Islam dan penerapannya untuk membersihkan gigi yang paling berpengaruh.
Istilah siwak sendiri pada kenyatannya telah umum dipakai selama masa kenabian Nabi Muhammad yang memulai misinya sekitar 543 M.
Istilah siwak sendiri pada kenyatannya telah umum dipakai selama masa kenabian Nabi Muhammad yang memulai misinya sekitar 543 M.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
“Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat (dalam riwayat lain : setiap akan berwudhu’).”
Nabi memandang kesehatan dan kebersihan mulut adalah penting, sehingga beliau senantiasa menganjurkan pada isterinya untuk selalu menyiapkan siwak untuknya hingga akhir hayatnya.
Siwak terus digunakan hampir di seluruh bagian Timur Tengah,
Pakistan, Nepal, India, Afrika dan Malaysia, khususnya di daerah
pedalaman. Sebagian besar mereka menggunakannya karena faktor religi,
budaya dan sosial. Ummat Islam di Timur Tengah dan sekitarnya
menggunakan siwak minimal 5 kali sehari disamping juga mereka
menggunakan sikat gigi biasa.
Penelitian yang dilakukan oleh Erwin dan Lewis (1989) menyatakan bahwa pengguna siwak memiliki relativitas yang rendah dijangkiti kerusakan dan penyakit gigi meskipun mereka mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan karbohidrat.
Penelitian yang dilakukan oleh Erwin dan Lewis (1989) menyatakan bahwa pengguna siwak memiliki relativitas yang rendah dijangkiti kerusakan dan penyakit gigi meskipun mereka mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan karbohidrat.
Morfologi dan Habitat Tanaman Siwak
Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting
tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur
Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar
dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari
0,1 cm sampai 5 cm.
Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas.
Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas.
Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata
siwak sendiri berasal dari bahasa arab ‘yudlik’ yang artinya adalah
memijat (massage).
Siwak lebih dari sekadar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system (sistem antipembusuk).
Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. (Abu Salma M. Rachdie P., S.Si)
Siwak lebih dari sekadar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system (sistem antipembusuk).
Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. (Abu Salma M. Rachdie P., S.Si)
0 komentar:
Post a Comment