Breaking News
Loading...
Friday, 3 May 2013

Info Post
sumber : www.google.co.id
Setelah beristirahat sejenak dan mencuci muka di kamar mandi, saya melanjutkan perjalanan untuk mencari bus tujuan Probolinggo. Sempat sedikit was-was juga sih di Terminal Purabaya ini karena saya sendirian dan tempat ini lumayan asing bagi saya. Saya hanya was-was dengan calo tiket yang mungkin saja berbuat nekat, hehehe. Dengan pembawaan tenang saya mencari petugas terminal untuk menanyakan rute bus tujuan Probolinggo. Setelah mendapatkan informasi yang cukup saya melenggang menuju terminal pemberangkatan bus antar kota. Syukurlah orang-orang di sini lumayan baik, mereka dengan sopan akan memberi tahu lokasi bus sesuai dengan kota yang akan kita tuju, tidak seperti bayangan saya yang akan dijadikan mangsa empuk oleh para calo -_-

Saya memilih menggunakan bus patas Akas Asri untuk perjalanan saya dari Surabaya menuju Probolinggo. Awalnya saya memang sedikit bingung karena tulisan jurusan di masing-masing bus tidak ada yang menunjukkan arah ke Probolinggo. Setelah saya sadari, ternyata untuk menuju Probolinggo, Anda harus menggunakan bus dengan rute Surabaya - Jember - Banyuwangi. Saya memilih bus patas karena alasan kenyamanan dan keamanan, karena bus patas dijamin tidak akan ada pengamen dan pedagang asongan yang masuk ke dalam bus.

Sekitar pukul 05.40 pagi bus pun berangkat dari terminal Surabaya menuju Probolinggo. Perjalanan dari Surabaya menuju Probolinggo memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan jika jalanan lancar. Tiket yang harus dibayarkan untuk rute Surabaya - Probolinggo ini adalah Rp 23.000,00 per-orang. Sepanjang 2 jam perjalanan tersebut saya mengamati corak perkotaan di Jawa Timur, terutama di sekitar Surabaya bahwa rata-rata kota-kota di sini mengandalkan sektor industri sebagai pola perekonomian. Rute yang ditempuh adalah Surabaya -  Pasuruhan - Probolinggo. Sekitar pukul 07.45 akhirnya saya tiba juga di terminal Probolinggo. Saya beristirahat sejenak dan bertanya kepada petugas kendaraan dengan rute Bromo. Oke, saya agak mengalami gegar budaya di kota ini karena bahasa yang digunakan sama sekali saya tidak mengerti. Dilihat dari logatnya sih, masyarakat di sini banyak yang berasal dari Madura dan menggunakan bahasa Madura sebagai bahasa komunikasi sehari-hari mereka.

0 komentar:

Post a Comment