Penjelajahan alam semesta dengan menggunakan teleskop sudah dilakukan oleh para ahli sejak dahulu kala.
Berbagai planet dan fenomen-fenomana luar angkasa pun ditemukan dengan
menggunakan teleskop.
Berbagai jenis teleskop pun dihadirkan oleh para ahli untuk dapat mendapatkan informasi lebih detail mengenai alam semesta.
Seperti yang dilakukan oleh Hawaiian Board of Land and Natural Resources, dimana akan
membangun sebuah teleskop terbesar di dunia untuk memaksimalkan pengumpulan data alam semesta secara detail.
Terletak di puncak gunung Mauna Kea, Hawaii, teleskop yang siberi nama Thirty Meter Telescope (TMT) ini akan memiliki 492 segmen kaca utama dan memiliki lebar 30 meter, sehingga mampu melihat objek yang berada 13 milyar tahun cahaya jauhnya seperti dilansir cnet.com (14/04).
Teleskop ini pun mampu mengambil gambar objek yang berada di luar tata surya dengan detail yang cukup tinggi. Sehingga informasi akan asal usul terbentuk alam semesta semakin besar untuk diketahui.
Teleskop hasil kolaborasi ilmuwan dari California, Kanada, Jepang, China dan India ini akan memilik area penerima cahaya 144 kali lebih luas daripada milik Hubble Space Telescope (2,4 m) dan memiliki besar 10 kali lipat dari teleskop Keck.
Pembangunan teleskop terbesar ini pun akan dilakukan selama satu tahun dan diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 9,7 triliun rupiah.
Berbagai planet dan fenomen-fenomana luar angkasa pun ditemukan dengan
menggunakan teleskop.
Berbagai jenis teleskop pun dihadirkan oleh para ahli untuk dapat mendapatkan informasi lebih detail mengenai alam semesta.
Seperti yang dilakukan oleh Hawaiian Board of Land and Natural Resources, dimana akan
membangun sebuah teleskop terbesar di dunia untuk memaksimalkan pengumpulan data alam semesta secara detail.
Terletak di puncak gunung Mauna Kea, Hawaii, teleskop yang siberi nama Thirty Meter Telescope (TMT) ini akan memiliki 492 segmen kaca utama dan memiliki lebar 30 meter, sehingga mampu melihat objek yang berada 13 milyar tahun cahaya jauhnya seperti dilansir cnet.com (14/04).
Teleskop ini pun mampu mengambil gambar objek yang berada di luar tata surya dengan detail yang cukup tinggi. Sehingga informasi akan asal usul terbentuk alam semesta semakin besar untuk diketahui.
Teleskop hasil kolaborasi ilmuwan dari California, Kanada, Jepang, China dan India ini akan memilik area penerima cahaya 144 kali lebih luas daripada milik Hubble Space Telescope (2,4 m) dan memiliki besar 10 kali lipat dari teleskop Keck.
Pembangunan teleskop terbesar ini pun akan dilakukan selama satu tahun dan diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 9,7 triliun rupiah.
0 komentar:
Post a Comment