Isu tentang ras memang masih menjadi salah satu isu yang banyak
disuarakan di beberapa negara di dunia. Banyak orang yang kemudian
menilai seseorang lain hanya dari dari mana mereka berasal. Kisah ini
tentu seharusnya membuka mata bahwa sebaiknya kita tidak boleh menilai
orang lain hanya karena mereka berbeda dengan kita.
Martha-Renée
Kolleh berasal dari Liberia namun ia telah lama menetap di Inggris,
kurang lebih 11 tahun. Ia tinggal bersama anak-anaknya yang bernama
Pertetual, James-Earl dan Israel. Di Inggris, tepatnya di Ossett, West
Yorkshire, ia memiliki sebuah kafe yang menyajikan beberapa makanan dari
Inggris, Afrika dan Karibia.
Banyak orang yang tertarik untuk
masuk ke dalam kafenya dan tak sedikit juga yang memutuskan untuk
keluar. Bukan karena harga makanan yang ditawarkan terlalu mahal atau
kafe yang telah penuh, tapi beberapa orang tersebut melihat siapa yang
melayani mereka, seorang kulit hitam. Ini tentu membuat Martha patah
hati.
"Mereka membuka pintu kafeku, kemudian melihatku dan pergi," ujar Martha.
Martha
sebenarnya sudah lama menjalankan bisnis kafenya ini. Yeanon Cafe sudah
berdiri sejak dua tahun belakangan dan masih saja banyak pelanggan yang
hanya melihat sampulnya, bukan kualitas dari makanannya. Ia mengaku
bahwa ia selalu menjaga tempatnya selalu bersih dan juga membuat makanan
yang lezat. Ia tidak habis pikir mengapa orang tidak mau singgah dan
makan di kafenya.
Hingga
suatu saat, ia menyadari bahwa tinggal di lingkungan penuh dengan orang
kulit putih memang tidak mudah. Ia bahkan berpikir bahwa beberapa orang
tersebut tidak ingin dilayani oleh seorang kulit hitam. Karena hal ini,
ia pun memutuskan untuk memasang sebuah tanda di luar kafenya.
Dalam
tanda tersebut ia menyebutkan " Perhatian, semua orang tolong
perhatikan. Aku adalah wanita kulit hitam dan akan selalu begitu. Jika
Anda alergi terhadap orang kulit hitam, jangan masuk. Tapi, jika Anda
lebih mementingkan makanan berkualitas dengan tempat yang bersih,
masuklah. Aku tidak menggigit. Terima kasih."
Sungguh miris.
Melihat perkembangan jaman yang sudah semakin modern, masih ada orang
yang menilai orang lain hanya dari penampilannya saja. Karena kesal, ia
bahkan pernah mempekerjakan seorang kulit putih dan hasilnya? Banyak
orang yang mampir dan makan di kafenya. Namun ini tidak berlangsung lama
setelah ia kembali.
Walaupun beberapa orang memberi respon yang
positif terhadap tanda yang ia pasang, tidak sedikit juga yang tetap
pergi. Ia memang sudah frustasi dengan keadaan ini, itu juga yang
menjadi alasan mengapa ia memasang tanda di depan kafenya.
"Ini
adalah kehidupanku. Aku harus memenuhi kebutuhanku dan anak-anakku. Jika
bisnis ini tidak berkembang beberapa bulan ke depan, mungkin aku harus
angkat kaki." ujarnya pada dailymail.
Ini mungkin yang seharusnya
membuat kita sadar dan tidak membeda-bedakan orang lain hanya dari warna
kulit. Kita memang tidak seharusnya membeda-bedakan orang. Banyak orang
yang kita diskriminasi dan menjadi 'korban' dari sikap kita. Semua
orang diciptakan sama dan terlihat sama di mata Tuhan YME, yang berhak
menilai hanya Tuhan YME. Tugas kita sebagai manusia hanya hidup di dunia
dengan rasa harmoni. Betul begitu?
0 komentar:
Post a Comment