Breaking News
Loading...
Sunday, 8 September 2013

Info Post
Autisme bukan halangan untuk terus berkarya dan meraih prestasi. Kedelapan orang ini berhasil membuktikan bahwa kelainan perkembangan sistem saraf yang mereka alami sejak lahir atau balita tidak menyurutkan mimpi mereka.
 
Setelah membacanya, mungkin kita lebih memahami bahwa autisme bukan cacat, melainkan orang yang punya keistimewaan. Bakat-bakat super yang terpendam, menanti diasah.Berikut ini daftarnya.

 
1. Daniel Tammet
 
 
Daniel Tammet adalah sarjana autis yang dapat menyelesaikan perhitungan matematis paling membingungkan di dunia dan mampu menguasai bahasa asing dalam hitungan hari. Daniel dapat berbicara dalam sepuluh bahasa yang berbeda, termasuk Rumania, Gaelik, Welsh, dan Islandia. Kita bisa menyebutnya sebagai salah satu orang paling genius di bumi saat ini.
 
"Ketika saya mengalikan angka-angka itu bersamaan. Saya melihat ada dua gambar. Gambar itu kemudian mulai berubah dan berkembang, dan bentuk ketiga pun muncul, dan itu jawabannya", kata Danile kepada The Guardian.

Diperkirakan 10% dari populasi orang autis memiliki kemampuan yang dimiliki oleh Daniel. Menariknya, hingga sekarang, tidak ada ilmuwan yang bisa menjelaskan mengapa bisa demikian. Kebanyakan dari mereka bahkan tidak bisa menjelaskan bagaimana mereka bisa melakukannya, tetapi Daniel bisa.



2. Temple Grandin
 
 
Temple Grandin (lahir 29 Agustus 1947) adalah seorang dokter berkebangsaan Amerika yang menguasai ilmu hewan dan menjadi profesor di Colorado State University. Dia juga berprofesi sebagai penulis buku terlaris, aktivis autis, dan konsultan untuk industri peternakan. Temple pernah menciptakan hug box, sebuah perangkat untuk menenangkan anak-anak autis. Pada tahun 2010, Temple masuk dalam majalah Time untuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia pada kategori Heroes.



3. Matt Savage
 
 
Matthew Matt Savage lahir pada tahun 1992. Ia adalah seorang musisi autisme dari Amerika yang lahir di Sudbury, Massachusetts. Matt merupakan putra dari Diane dan Lawrence Larry Savage. Ia didiagnosis dengan gangguan perkembangan pervasif, bentuk lain dari autisme, pada usia tiga tahun. Pada usia 6 tahun, Matt belajar bermain piano sendiri. Ia belajar piano klasik selama kurang dari satu tahun sebelum akhirnya menemukan bahwa jazz adalah fokus utamanya. Matt kini telah merekam tiga audio CD dan semua hasil disumbangkan untuk penelitian dan dukungan untuk kaum autisme.



4. Satoshi Tajiri
 
 
Satoshi Tajiri adalah seorang desainer video game asal Jepang yang dikenal sebagai pencipta karakter fenomenal Pokemon. Dia juga dikenal sebagai pendiri sebuah video game developer bernama Game Freak, Inc. Pokemon sendiri merupakan waralaba video game paling populer kedua di dunia, setelah Super Mario Brothers. Ide pokemon muncul setelah dirinya terinspirasi pada pengalaman masa kecilnya. Semasa kecil, teman-teman Satoshi sering memanggilnya Dr. Bug karena kegemarannya pada serangga. Karakter Pokemon adalah wujud dari alter egonya yang menyukai dunia serangga.



5. Tim Page
 
 
Tim Page lahir pada 11 Oktober 1954 di San Diego, California. Dia adalah penulis, editor, kritikus musik, produser dan profesor. Tim adalah kritikus musik yang berhasil memenangkan hadiah nobel, editor dan sekaligus penulis biografi Dawn Powell. Tumbuh dengan sindrom Asperger yang tidak terdiagnosis, Tim berhasil membuktikan bahwa dirinya kompeten dalam bidang yang digelutinya. Dia dipilih oleh Opera News sebagai salah satu dari 25 orang paling berpengaruh di dunia opera. Pada tahun 2009, Tim menerbitkan sebuah buku berjudul, Paralel Play, memoarnya tentang pengalamannya tumbuh dengan sindrom Asperger.



6. Donna Williams
 
 
Donna Leanne Williams atau juga dikenal dengan nama suaminya, Donna Leanne Samuel, lahir pada Oktober 1963. Dia adalah seorang penulis, artis, penyanyi dan penulis lagu, penulis skenario dan pematung asal Australia. Pada tahun 1991, Donna didiagnosis dengan autisme. Dia telah menulis empat otobiografi, antara lain: Nobody Nowhere: The Extraordinary Autobiography of an Autistic Girl (1992), Somebody Somewhere: Breaking Free from the World of Autism (1994), Like Colour to the Blind: Soul Searching and Soul Finding (1998) dan Everyday Heaven: Journeys Beyond the Stereotypes of Autism (2004).



7. Dawn Prince-Hughes
 
 
Dawn Prince-Hughes atau biasa disapa Dawn Prince, lahir pada 31 Januari 1964 di Carbondale, Illinois. Dia adalah seorang antropolog, ahli primata, dan etologis yang menerima gelar MA dan PhD di bidang antropologi interdisipliner dari Universitaet Herisau di Swiss. Dia adalah ketua eksekutif ApeNet, Inc. dan telah menjabat sebagai direktur eksekutif institut untuk Cognitive Archaeological Research.
Dawn juga menulis beberapa buku seperti Songs of the Gorilla Nation: My Journey Through Autism, Gorillas Among Us: A Primate Ethnographer's Book of Days, Expecting Teryk: An Exceptional Path to Parenthood, The Archetype of the Ape-man: The Phenomenological Archaeology of a Relic Hominid Ancestor, Adam, an editor untuk Aquamarine Blue 5: Personal Stories of College Students with Autism.



8. John Elder Robinson
 
 
Buku terlaris New York Times yang berjudul Look Me in the Eye diterbitkan pada tahun 2007 oleh Random House. Buku ini mengisahkan kehidupan John Elder Robinson yang tumbuh sebagai penyandang autisme. John didiagnosis dengan sindrom Asperger, namun ia telah sangat dikenal karena bakatnya dalam mekanika dan elektronika. Kemampuan John membuatnya dengan mudah diterima di perusahaan sound milik Pink Floyd. Dia sekarang punya bisnis sendiri, yakni mengumpulkan dan memperbaiki mobil antik Eropa. John menceritakan kisahnya dengan rasa humor dan sikap yang jujur. Ia pun menggambarkan tentang apa yang membuatnya berbeda dari orang lain di sekitarnya.

0 komentar:

Post a Comment