Pada tanggal 8 April, Microsoft secara resmi telah mengeluarkan
keputusan akan memensiunkan Windows XP mulai April 2014. Hal ini
dikarenakan OS tersebut tidak dirancang untuk menghadapi tantangan masa
sekarang, terutama dalam hal keamanan data penggunanya.
Seperti press release yang diterima merdeka.com (08/04), untuk
menghindari resiko keamanan, konsumen disarankan untuk melakukan upgrade
OS sebelum dukungan untuk Windows XP Berakhir tahun 2014.
Bahkan, menurut temuan dari Microsoft's Security Intelligence Report
bulan Juni 2012 lalu, tingkat keamanan Windows XP SP3 masih lebih lemah
dibandingkan dengan Windows 7 SP1.
Dalam laporan tersebut, tercatat bahwa selama satu dekade terakhir,
telah terjadi peningkatan ancaman keamanan dalam berbagai cara seperti:
Malware
Ancaman malware meningkat enam kali lipat dari periode 2001 sampai
2012. Pada 2001 ancaman tersebut hanya berjumlah 10 ribu, kini telah
mencapai angka 60 ribu di tahun 2012. Penyebaran malware sendiri telah
menjadi kejahatan online yang paling umum. Saat ini telah dikenal jutaan
ancaman komputer mulai dari virus, worm, trojan, exploit, backdoor,
pencurian password, spyware, hingga variasi malware lain yang tidak
diinginkan.
Peringatan virus palsu
Peringatan keamanan palsu merupakan sumber infeksi baru yang banyak
terjadi. Virus terdownload sendiri ke dalam komputer dan secara otomatis
muncul seolah-olah merupakan peringatan. Jenis ini memunculkan tampilan
pop-up yang memberitahukan bahwa sistem telah terinfeksi sehingga perlu
segera discan. Saat tombol scan ditekan, seketika itu juga virus
menginfeksi seluruh PC. Software keamanan palsu seperti ini juga dapat
berperilaku seperti proses update dari Microsoft.
Hacktivism
Menurut IDC, serangan denial of service (DoS) dan distributed denial
of service (DDoS) kembali muncul sebagai ancaman. Tahun 2012, terdapat
peningkatan drastis frekuensi, volume bandwidth, dan orientasi aplikasi
akibat serangan ini dengan tanpa disadari banyak organisasi. Berdasarkan
statistik dari Prolexic, perusahaan pertahanan situs dari Hollywood,
Fla, serangan yang umum dikenal sebagai 'hacktivism' ini telah meningkat
hingga 70 persen selama paruh pertama tahun 2012, dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya.
Untuk menanggapi masalah di atas, sebagai rekanan pihak Microsoft,
kalangan industri pun sepakat bahwa ini adalah saat yang tepat untuk
melakukan upgrade OS yang telah berusia lebih dari 11 tahun ini.
Pendapat tersebut keluar dari beberapa pelaku industri seperti Djarot
Subiantoro, Ketua ASPILUKI (Asosiasi Piranti Lunak Telematika
Indonesia), Alan Tong, Direktur Frost & Sullivan Asia Pacific, dan
Bryan Ma, Associate Vice President of Client Devices Research untuk IDC
Asia/Pacific.
Semua pihak rekanan Microsoft tersebut sepakat bahwa perusahaan
ataupun kalangan industri yang masih menggunakan Windows XP memang harus
segera melakukan upgrade dari Windows XP ke versi yang lebih baru untuk
menjamin faktor keamanan data perusahaan mereka.
Selain berbagai isu keamanan tingkat tinggi tersebut, terus
menggunakan XP juga membuka peluang masuknya ancaman lain dari kategori
compliance terhadap standar seperti enkripsi, hashing atau signing. Hal
ini dikarenakan lebih dari 60 persen pembuat software independen (ISV)
dan perambah modern tidak lagi mendukung XP.
0 komentar:
Post a Comment